MAKLAH
DASAR-DASAR PENDIDIKAN MORAL
TENTANG
TEORI PERKEMBANGAN MORAL J.PIEGET (PERMAINAN BOLA BEKEL PADA ANAK-ANAK)
TENTANG
TEORI PERKEMBANGAN MORAL J.PIEGET (PERMAINAN BOLA BEKEL PADA ANAK-ANAK)

DISUSUN
OLEH:
AINUN MUCHLISATUN
KIP/PKN
1040101485
AINUN MUCHLISATUN
KIP/PKN
1040101485
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO YOGYAKARTA
Umur
7-10 tahun merupakan usia anak dimana mereka senang dengan sebuah permainan.Dalam
melakukan permainan mereka menentukan peraturan yang mereka anggap harus
ditaati oleh seluruh anggota yang bermain.
Permainan
Bola Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Yang
dimainkan oleh anak-anak kecil di kala senggang atau saat pulang dari
sekolah.Bekel biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 -- 10 tahun
dengan jumlah pemain 2 sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetitif atau
bisa dipertandingkan dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.
Di
sebuah daerah terdapat sekelompok anak yang berusia 7 – 10 tahun sedang bermain
bola Bekel. Penelitian ini saya lakukan selama 3x dalam 2 minggu. Obyek penelitian ini adalah perkembangan
pertimbangan moral yang terjadi dalam sebuah permainan Bola Bekel. Penelitian
ini dilakukan dari kesadaran dan pelaksaan setiap anggota akan sebuah
peraturan. Permainan Bola Bekel tidak memiliki aturan secara tertulis.
Biasanya, aturan yang berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan,
ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain.
Di sini juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan
aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.
Peralatan
yang digunakan dalam permainan Bola Bekel adalah:Bola karet. Bola ini terbuat
dari karet. Besarnya kira-kira seukuran bola pingpong atau bola golf. Bola ini
biasanya berwarna-warni dengan motif yang menarik. Biji bekel. Biji bekel ini
ukurannya juga kecil. Biasanya terbuat dari kuningan yang berjumlah 5 buah dan
berbentuk logam. Ada
yang terbuat dari kuningan, dan ada yang terbuat dari bahan timah. Logam ini
memiliki bentuk yang khas. Terdiri dari permukaan kasar yang ditandai dengan
lubang-lubang kecil di permukannya berjumlah lima titik, permukaan halus yang ada tanda
silang atau polos sama sekali, permukaan atas yang ada bintik merahnya, dan
permukaan bawah yang tidak ada tanda catnya.
Sebelum
mereka memulai permainan, mereka melakukan suit terlebih dahulu untuk
menentukan siapa yang akan bermain pertama hingga terakhir. Yang menang akan
bermain terlebih dahulu, dan mereka yang kalah akan menunggu giliran bermain
setelah pemain pertama kali main mati.
Permainan
ini dilakukan dengan cara menyebar dan melempar bola ke atas dan menangkapnya
setelah bola memantul sekali di lantai. Kalau bola tidak tertangkap atau bola
memantul beberapa kali maka pemain dinyatakan mati.
Pertama, pemain menggenggam
seluruh biji bekel dan menyebar seluruhnya ke lantai sambil melemparkan bola
bekel ke atas dan menangkapnya. Biji bekel diambil satu-satu sampai habis.
Ulangi lagi menyebar seluruh biji bekel dan diambil 2 biji bekel, diambil dengan
3 biji bekel, diambil 4 biji bekel, terakhir lima biji bekel diraup sekaligus.
Langkah kedua, Balik posisi
bekel menghadap ke atas semua satu persatu. Ulangi terus sampai seluruh
permukaan bekel menghadap ke atas semua. lalu ambil satu bekel, ambil 2 biji
bekel, ambil 3 biji bekel, ambil 4 biji bekel, terakhir raup seluruh biji
bekel.
Langkah ketiga , balik posisi biji bekel menghadap kebawah dan ulangi langkah sepertei langkah kedua dengan mengambil biji bekel 1, 2, 4, dan seluruhnya.
Langkah keempat, balik seluruh posisi bekel bagian permukaan yang halus menghadap ke atas lalu ambil biji bekel seperti langkah ketiga.
Langkah kelima, balik posisi bekel posisi permukaan kasar menghadap ke atas semua, lalu ambil biji bekel seperti langkah sebelumnya,
Langkah terakhir dinamakan Nasgopel. Balik posisi biji bekel mengahadap ke atas semua, kemudian balik lagi semuanya menghadap kebawah semua, terus permukaan halus menghadap ke atas semua, dan terakhir balik satu persatu permukaan kasarnya menghadap ke atas semua. Raup seluruh biji bekel dalam sekali genggaman. Bila ada kesalahan dalam langkah nasgopel ini pemain harus mengulang ke langkah awal nasgopel. Pemain yang bisa melewati tahap ini dinyatakan sudah menang dan berhak untuk istirahat sambil menonton teman-temannya yang belum bisa menyelesaikan permainan.Dan dalam permainan bola bekel, bola menggelinding atau terlepas artinya kalah.
Langkah ketiga , balik posisi biji bekel menghadap kebawah dan ulangi langkah sepertei langkah kedua dengan mengambil biji bekel 1, 2, 4, dan seluruhnya.
Langkah keempat, balik seluruh posisi bekel bagian permukaan yang halus menghadap ke atas lalu ambil biji bekel seperti langkah ketiga.
Langkah kelima, balik posisi bekel posisi permukaan kasar menghadap ke atas semua, lalu ambil biji bekel seperti langkah sebelumnya,
Langkah terakhir dinamakan Nasgopel. Balik posisi biji bekel mengahadap ke atas semua, kemudian balik lagi semuanya menghadap kebawah semua, terus permukaan halus menghadap ke atas semua, dan terakhir balik satu persatu permukaan kasarnya menghadap ke atas semua. Raup seluruh biji bekel dalam sekali genggaman. Bila ada kesalahan dalam langkah nasgopel ini pemain harus mengulang ke langkah awal nasgopel. Pemain yang bisa melewati tahap ini dinyatakan sudah menang dan berhak untuk istirahat sambil menonton teman-temannya yang belum bisa menyelesaikan permainan.Dan dalam permainan bola bekel, bola menggelinding atau terlepas artinya kalah.
Di sini
terlihat bahwa peraturan itu dibuat oleh mereka sendiri dan ditaati oleh setiap
pemain. Jika peraturan itu tidak ditaati maka mereka akan disuruh keluar dari
permainan. Setiap anak juga patuh terhadap peraturan karena di dalam peraturan
itu terdapat moralitas. Dalam perkembangan itu, di dalamnya terdapat sebuah peraturan yang dilakukann dan ditaati
oleh semua pihak. Sesuai dengan teori Piaget bahwa perkembangan moralitas
itu berkembang melalui serentetan
peraturan yang pada hakekatnya itu harus ditaati dalam sikap hormat pada
peraturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar