.....

Minggu, 30 Januari 2011

pengantar ilmu sosial



MAKALAH PENGANTAR ILMU SOSIAL
TENTANG
“KONFLIK  TRISAKTI”


uncok.png

DISUSUN OLEH:
AINUN MUCHLISATUN
1040101485
KIP / PKN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA
A.    PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Kejadian

Kejatuhan perekonomian Indonesia sejak tahun 1997 membuat pemilihan pemerintahan. Indonesia saat itu sangat menentukan bagi pertumbuhan ekonomi bangsa ini supaya dapat keluar dari krisis ekonomi. Pada bulan Maret 1998 MPR saat itu walaupun ditentang oleh mahasiswa dan sebagian masyarakat tetap menetapkan Soeharto sebagai Presiden. Tentu saja ini membuat mahasiswa terpanggil untuk menyelamatkan bangsa ini dari krisis dengan menolak terpilihnya kembali Soeharto sebagai Presiden. Cuma ada jalan demonstrasi supaya suara mereka didengarkan.
Demonstrasi digulirkan sejak sebelum Sidang Umum (SU) MPR 1998 diadakan oleh mahasiswa Yogyakarta dan menjelang serta saat diselenggarakan SU MPR 1998 demonstrasi mahasiswa semakin menjadi-jadi di banyak kota di Indonesia termasuk Jakarta, sampai akhirnya berlanjut terus hingga bulan Mei 1998. Insiden besar pertama kali adalah pada tanggal 2 Mei 1998 di depan kampus IKIP Rawamangun Jakarta karena mahasiswa dihadang Brimob dan di Bogor karena mahasiswa non-IPB ditolak masuk ke dalam kampus IPB sehingga bentrok dengan aparat. Saat itu demonstrasi gabungan mahasiswa dari berbagai perguruan tingi di Jakarta merencanakan untuk secara serentak melakukan demonstrasi turun ke jalan di beberapa lokasi sekitar Jabotabek.Namun yang berhasil mencapai ke jalan hanya di Rawamangun dan di Bogor sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan puluhan mahasiswa luka dan masuk rumah sakit.
Setelah keadaan semakin panas dan hampir setiap hari ada demonstrasi tampaknya sikap Brimob dan militer semakin keras terhadap mahasiswa apalagi sejak mereka berani turun ke jalan. Pada tanggal 12 Mei 1998 ribuan mahasiswa Trisakti melakukan demonstrasi menolak pemilihan kembali Soeharto sebagai Presinden Indonesia saat itu yang telah terpilih berulang kali sejak awal orde baru. Mereka juga menuntut pemulihan keadaan ekonomi Indonesia yang dilanda krisis sejak tahun 1997.
Mahasiswa bergerak dari Kampus Trisakti di Grogol menuju ke Gedung DPR/MPR di Slipi. Dihadang oleh aparat kepolisian mengharuskan mereka kembali ke kampus dan sore harinya terjadilah penembakan terhadap mahasiswa Trisakti. Penembakan itu berlansung sepanjang sore hari dan mengakibatkan 4 mahasiswa Trisakti meninggal dunia dan puluhan orang lainnya baik mahasiswa dan masyarakat masuk rumah sakit karena terluka sepanjang malam tanggal 12 Mei 1998 hingga pagi hari, masyarakat mengamuk dan melakukan perusakan di daerah Grogol dan terus menyebar hingga ke seluruh kota Jakarta. Mereka kecewa dengan tindakan aparat yang menembak mati mahasiswa. Jakarta geger dan mencekam.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja konflik itu?
2.      Apa akibat dari kejadian Trisakti?
3.      Bagaimana solusinya?

C.    PEMBAHASAN
1.      Konflik adalah sebuah pertikaian atau perselisihan yang terjadi pada individu atau kelompok masyarakat dengan individu atau kelompok lainnya. Konflik ada beberapa macam, menurut Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
Ø  konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi)
misalnya: antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
Ø  konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank). 
Ø  konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa). 
Ø  konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
2.      Akibat dari tragedi Trisakti
v  Rusaknya fasilitas umum
v  Adanya korban luka-luka yang terkena tembakan diantaranya Ketua Senat Mahasiswa Universitas Trisakti (SMUT) Hendra, Rico (Fak. Ekonomi- FE), Agus Rerwanti (Tek. Sipil), Ari Pramono (Sipil), Ason (Fakultas Teknik Industri-FTI), Yonatan Hendrik (Teknik Lingkungan), Ufur (Fak Ekonomi Akuntan), Hendrawan (FE), Ade Rizka Lubis (FE), Eko, Otty (Fak Teknik Lingkungan), Poltak Silalahi (Fakultas Hukum), Yose Noviardi (FE), Alfan (FE), Riga (Ketua Himpunan Mahasiswa), Boy Harry Budiman, Disyon (FTI), Boy (Fakultas Seni Rupa dan Desain), Alfis (FE), Mico (Fakultas Hukum), dan Kardianti (FE).
v  6 mahsiswa tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru di tempat – tempat vital seperti di kepala  (Vero dan Hafidi Alifidin, fakultas Teknik Sipil ’95), punggung (Elang Mulia Lesmana, fakultas Arsitektur ’96, Alan Mulyadi, fakultas Ekonomi ’96, Heri Heriyanto,fakultas Tehnik Industri jurusan Mesin ’95,)
3.      Solusi
Æ  Pemerintah perlu melakukan penyelidikan lanjutan terhadap sebab-sebab pokok dan pelaku utama peristiwa kerusuhan 13-14 Mei 1998 dan kemudian menyusun serta mengumumkan buku putih mengenai peranan dan tanggung jawab serta keterkaitan satu sama lain dari semua pihak yang bertalian dengan kerusuhan tersebut.
Æ  Pemerintah perlu sesegera mungkin menindaklanjuti kasus-kasus yang diperkirakan terkait dengan rangkaian tindakan kekerasan yang memuncaka pada kerusuhan 13-14 Mei 1998 yang dapat diungkap secara yuridis baik terhadap warga sipilmaupun militer yang terlibat dengan seadil-adilnya guna menegakkan wibawa hukum termasuk mempercepat proses yudisial yang sedang berjalan. 
Æ  Pemerintah harus segera memberikan jaminan keamanan  bagi saksi dan korban dengan membuat undang-undang dimaksud.
Æ  Pemerintah harus memberikan rehabilitas dan kompensasi bagi semua korban dan keluarga kerusuhan.
Æ  Pemerintah perlu segera meratifikasi konvensi internasional mengenai anti-diskriminasi rasial dan merealisasikan pelaksanaannya dalam produk hukum positif, termasuk implementasi konvensi anti penyiksaan.
Æ  Pemerintah perlu segera menyusun undang-undang tentang intelijent Negara yang menegaskan tanggung jawab pokok, fungsi danbatas ruang lingkup pelaksaan operasi intelijen pada badan pemerintah/negara yang berwenang, sehingga kepentingan keamanan negara dapat diloindungi dan dipihak lain hak asasi manusia dapat dihormati. 
Æ  Pemerintah perlu membentuk mekanisme pendataan lanjutan yang dapat menampung proses pemutakhiran data-data tentang semua aspek.




D.    Kesimpulan

Konflik sebenarnya tidak perlu terjadi sebab hal tersebut dapat hubungan antar anggota atau individu menjadi kurang harmonis. Selain itu konflik juga menimbulkan perubahan kepribadian antar individu sehingga timbul raca dendam, benci, saling curiga, dan lain-lain serta hilangnya rasa saling pengertian, kemanusuaan seseorang antar keluarga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com