MAKALAH PENGANTAR ILMU SOSIAL
TENTANG
“KONFLIK TRISAKTI”

DISUSUN OLEH:
AINUN MUCHLISATUN
1040101485
KIP / PKN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Kejadian
Kejatuhan perekonomian Indonesia sejak tahun 1997 membuat pemilihan
pemerintahan. Indonesia saat itu sangat menentukan bagi pertumbuhan ekonomi
bangsa ini supaya dapat keluar dari krisis ekonomi. Pada bulan Maret 1998 MPR
saat itu walaupun ditentang oleh mahasiswa dan sebagian masyarakat tetap
menetapkan Soeharto sebagai Presiden. Tentu saja ini membuat mahasiswa
terpanggil untuk menyelamatkan bangsa ini dari krisis dengan menolak
terpilihnya kembali Soeharto sebagai Presiden. Cuma ada jalan demonstrasi
supaya suara mereka didengarkan.
Demonstrasi digulirkan sejak sebelum Sidang Umum (SU) MPR
1998 diadakan oleh mahasiswa Yogyakarta dan menjelang serta saat
diselenggarakan SU MPR 1998 demonstrasi mahasiswa semakin menjadi-jadi di
banyak kota di Indonesia termasuk Jakarta, sampai akhirnya berlanjut terus
hingga bulan Mei 1998. Insiden besar pertama kali adalah pada tanggal 2 Mei
1998 di depan kampus IKIP Rawamangun Jakarta karena mahasiswa dihadang Brimob
dan di Bogor karena mahasiswa non-IPB ditolak masuk ke dalam kampus IPB
sehingga bentrok dengan aparat. Saat itu demonstrasi gabungan mahasiswa dari
berbagai perguruan tingi di Jakarta merencanakan untuk secara serentak
melakukan demonstrasi turun ke jalan di beberapa lokasi sekitar Jabotabek.Namun
yang berhasil mencapai ke jalan hanya di Rawamangun dan di Bogor sehingga
terjadilah bentrokan yang mengakibatkan puluhan mahasiswa luka dan masuk rumah
sakit.
Setelah keadaan semakin panas dan hampir setiap hari ada
demonstrasi tampaknya sikap Brimob dan militer semakin keras terhadap mahasiswa
apalagi sejak mereka berani turun ke jalan. Pada tanggal 12 Mei 1998 ribuan
mahasiswa Trisakti melakukan demonstrasi menolak pemilihan kembali Soeharto
sebagai Presinden Indonesia saat itu yang telah terpilih berulang kali sejak
awal orde baru. Mereka juga menuntut pemulihan keadaan ekonomi Indonesia yang
dilanda krisis sejak tahun 1997.
Mahasiswa bergerak dari Kampus Trisakti
di Grogol menuju ke Gedung DPR/MPR di Slipi. Dihadang oleh aparat kepolisian
mengharuskan mereka kembali ke kampus dan sore harinya terjadilah penembakan
terhadap mahasiswa Trisakti. Penembakan itu berlansung sepanjang sore hari dan mengakibatkan 4 mahasiswa Trisakti
meninggal dunia dan puluhan orang lainnya baik mahasiswa dan masyarakat masuk
rumah sakit karena terluka sepanjang
malam tanggal 12 Mei 1998 hingga pagi hari, masyarakat mengamuk dan melakukan
perusakan di daerah Grogol dan terus menyebar hingga ke seluruh kota Jakarta.
Mereka kecewa dengan tindakan aparat yang menembak mati mahasiswa. Jakarta
geger dan mencekam.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
saja konflik itu?
2. Apa
akibat dari kejadian Trisakti?
3. Bagaimana
solusinya?
C.
PEMBAHASAN
1. Konflik adalah sebuah pertikaian
atau perselisihan yang terjadi pada individu atau kelompok masyarakat dengan
individu atau kelompok lainnya. Konflik ada beberapa macam, menurut Menurut
Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
Ø konflik antara atau dalam peran
sosial (intrapribadi)
misalnya: antara peranan-peranan
dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
Ø konflik antara kelompok-kelompok
sosial (antar keluarga, antar gank).
Ø konflik kelompok terorganisir dan
tidak terorganisir (polisi melawan massa).
Ø konflik antar satuan nasional
(kampanye, perang saudara).
2.
Akibat
dari tragedi Trisakti
v Rusaknya fasilitas umum
v Adanya korban luka-luka yang terkena
tembakan diantaranya Ketua Senat Mahasiswa Universitas Trisakti (SMUT) Hendra,
Rico (Fak. Ekonomi- FE), Agus Rerwanti (Tek. Sipil), Ari Pramono (Sipil), Ason
(Fakultas Teknik Industri-FTI), Yonatan Hendrik (Teknik Lingkungan), Ufur (Fak
Ekonomi Akuntan), Hendrawan (FE), Ade Rizka Lubis (FE), Eko, Otty (Fak Teknik
Lingkungan), Poltak Silalahi (Fakultas Hukum), Yose Noviardi (FE), Alfan (FE),
Riga (Ketua Himpunan Mahasiswa), Boy Harry Budiman, Disyon (FTI), Boy (Fakultas
Seni Rupa dan Desain), Alfis (FE), Mico (Fakultas Hukum), dan Kardianti (FE).
v 6 mahsiswa tewas tertembak di dalam
kampus, terkena peluru di tempat – tempat vital seperti di kepala (Vero dan Hafidi Alifidin, fakultas Teknik
Sipil ’95), punggung (Elang Mulia Lesmana, fakultas Arsitektur ’96, Alan
Mulyadi, fakultas Ekonomi ’96, Heri Heriyanto,fakultas Tehnik Industri jurusan
Mesin ’95,)
3.
Solusi
Æ Pemerintah perlu melakukan
penyelidikan lanjutan terhadap sebab-sebab pokok dan pelaku utama peristiwa
kerusuhan 13-14 Mei 1998 dan kemudian menyusun serta mengumumkan buku putih
mengenai peranan dan tanggung jawab serta keterkaitan satu sama lain dari semua
pihak yang bertalian dengan kerusuhan tersebut.
Æ Pemerintah perlu sesegera mungkin
menindaklanjuti kasus-kasus yang diperkirakan terkait dengan rangkaian tindakan
kekerasan yang memuncaka pada kerusuhan 13-14 Mei 1998 yang dapat diungkap
secara yuridis baik terhadap warga sipilmaupun militer yang terlibat dengan
seadil-adilnya guna menegakkan wibawa hukum termasuk mempercepat proses
yudisial yang sedang berjalan.
Æ Pemerintah harus segera memberikan
jaminan keamanan bagi saksi dan korban
dengan membuat undang-undang dimaksud.
Æ Pemerintah harus memberikan
rehabilitas dan kompensasi bagi semua korban dan keluarga kerusuhan.
Æ Pemerintah perlu segera meratifikasi
konvensi internasional mengenai anti-diskriminasi rasial dan merealisasikan
pelaksanaannya dalam produk hukum positif, termasuk implementasi konvensi anti
penyiksaan.
Æ Pemerintah perlu segera menyusun
undang-undang tentang intelijent Negara yang menegaskan tanggung jawab pokok,
fungsi danbatas ruang lingkup pelaksaan operasi intelijen pada badan
pemerintah/negara yang berwenang, sehingga kepentingan keamanan negara dapat
diloindungi dan dipihak lain hak asasi manusia dapat dihormati.
Æ Pemerintah perlu membentuk mekanisme
pendataan lanjutan yang dapat menampung proses pemutakhiran data-data tentang
semua aspek.
D. Kesimpulan
Konflik sebenarnya tidak perlu
terjadi sebab hal tersebut dapat hubungan antar anggota atau individu menjadi
kurang harmonis. Selain itu konflik juga menimbulkan perubahan kepribadian
antar individu sehingga timbul raca dendam, benci, saling curiga, dan lain-lain
serta hilangnya rasa saling pengertian, kemanusuaan seseorang antar keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar