BAB
I
PENDAHULUAN
Suku bangsa Bali merupakan suatu kelompok manusia yang
terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaannya, sedangkan kesadaran itu
diperkuatn oleh adanya bahasa yang sama walaupun ada kesadaran yang demikian,
namun kebudayaan Bali mewujudkan banyak variasi dan perbedaan setempat.
Disamping itu agama Hindu yang telah lama terintegrasikan ke dalam kebudayaan
Bali, dirasakan pula sebagai suatu unsur yang diperkuat adanya kesadaran akan
kesatuan itu. Banyk suku-suku di negara indonesia hampir semua kota-kota di
indonesia mempunyai suku tersendiri.
Disini pemakalah akan sedikit menjelaskan tentang suku-suku
yang ada di kota bali dan pemakalah memilih suku Bali Aga. Bali Aga disebut
juga dengan suku pegunungan karena dari mereka bertempat tinggal di bukit
pegunungan, akan lebih jelasnya bila mana membaca makalah ini sendiri
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Suku Bali Aga
Bali Aga adalah salah satu subsuku bangsa Bali yang
menganggap mereka sebagai penduduk bali yang asli. Bali Aga disebut dengan Bali
pegunungan yang mana sejumlah suku Bali Aga terdapat di Desa Trunyan. Istilah
Bali Aga dianggap memberi arti orang gunung yang bodoh karena mereka berada
didaerah pegunungan yang masih kawasan pedalaman dan belum terjemah oleh
teknologi.
Penduduk Bali Aga bertempat tinggal di pegunungan karena
mereka menghindari diri dari pendatang yaitu yang disebut Bali Hindu, yang
berasal dari keturunan Majapahit. Orang Bali Traunyan mempunyai suatu metologi
mengenai asal mula mereka yang menyebutkan adanya seorang dewi dari langit yang
merupakan wanita leluhur, atas kekuatan sang surya dewi ini hamil dan
melahirkan sepasang anak kembar banci dan perempuan. Anak perempuan itu
kemudian menikah dengan Raja Jawa dan dari merekalah penduduk Trunyan atau bali
Aga berasal.
Orang bali hindu menganggap Bali Aga kurang Halus
dibandingkan dengan mereka. hal ini khususnya dinilai dari bahasa orang Bali
Aga yang dianggap kasar dari pada bahasa orang Bali Hindu.
Dalam sistim kekerabatan Bali Aga mengenal klen patrilineal
yang disebut karang dan gabungan karang disebut dadia. Mereka mempunyai
kepercayaan Asli yang berpusat pada penyembahan Roh leluhur dan roh-roh lainnya
dewa tertingginya bernama Ratu Sakti Pancaring jagat, yang bersemayam di meru
tingkat tujuh di dalam kuil utama desa yang diperkirakan berasal dari zaman
megalirikum.
Dalam hal kematian jenazah meninggal tidak dikuburkan
didalam Tanah melainkan hanya dilatakan di atas Tanah pada tempat yang dianggap
sebagi kuburan sampai tinggal tulang-tulangnya.
Diwilayah pegunungan atau wilayah Bali Aga, terletak
kuil-kuil (pura) yang dianggap suci oleh orang bali. Dalam bahasa Bali kaja
berarti ke Gunung dan kelod berarti ke laut. Peninggalan-peningalan
prasasti dari dari zaman bali-hindu menunjukkan adanya suatu bahasa bali kuno
yang agak berbeda dengan bahasa bali sekarang, bahasa bali kuno itu, disamping
mengandung banyak kata-kata Sansekerta, pada masa kemudiannya terpengeruh juga
oleh bahasa jawa kuno.
2.2
Peradaban Suku Bali Aga
Di desa Bali didasari atas kesatuan tempat. Sebagian dari
tanah di wilayahnya adalah milik warga desa disitu. Desa-desa pegunungan
biasanya mempunyai pola perkampungan yang memusat, sedangkan desa-desa yang
mempunyai sisitem banjar dan desa-desa didaerah dataran mempunyai pola
yang terpencar.
Disamping kesatuan wilayah maka sebuah desa merupakan pula
kesatuan keagamaan yang ditentukan oleh suatu kompleks kuil desa yang disebut kayangan
tiga ialah pura puseh, pura bule-agung, dan pura dalem. Jika
disatukan masyarakat disitu menyebutnya pura desa.
Bahwasanya suku Aga hal-hal yang yang dianggapnya keramat
diletakkannya pada arah gunung kaja, sedangkan hal-hal yang biasa diletakan
pada arag laut. Pada suku ini memiliki sisitem banjar, maka ada bangunan
bale banjar tempat warga banjar mendapatkan rapat dan kegiatan-kegitan
lainnya, sedangkan di sekelilingnya.[
2.3
Adat Istiadat dan kepercayaan Suku Bali Aga
BALI memang dikenal memiliki adat istiadat yang beraneka
ragam. Adat istiadat yang dominan bernafaskan Hindu tersebut menyimpan berbagai
upacara keagamaan, mulai dari dewa yadnya, pitra yadnya, manusia yadnya, hingga
buta yadnya. Di Bali timur (Karangasem), upacara-upacara keagamaan itu
masih sangat kental dan masyarakat pun sangat antusias melakoninya.
Dalam setiap prosesi upacara keagamaan senantiasa disertai
dengan kegiatan makan bersama alias magibung. bahwa masyarakat di sana masih
berpegang teguh pada tradisi yang diwarisi secara turun temurun.
Masyarakat Suku Bali Aga pada umumnya hidup di daerah
pegunungan mereka menganggap daerah pegunungan sebagai tempat yang suci, karena
itu didaerah pegunungan banyak terdapat pura dan kuil-kuil, bangunan yang
dianggap suci melimpah dan dominan di Bali.
Menurut kepercayaan mereka, manusia adalah bagian dari Alam.
Kalau manusia terdiri atas jasmani dan rohani, maka alam tersusun dari bumi
sebagai jasmani dan manusia sebagai rohani.
Di Bali Aga terdapat tempat suci yang disebut Wantilah yang
mana tempat ini biasanya digunakan untuk menyambung ayam dan dianggap sebagai
persembahan dewa-dewa. Pura puseh adalah tempat yang terdapat didalam desa dan
dianggap sebagai tempat arwah nenek moyang mereka. pura bale agung yang juga
terdapat didalam desa dan dianggap sebagai pura kehidupan sehari-hari. Pura
dalam dianggap sebagai pura dewa kematian dan neraka.
2.4 Kebudayaan Suku Bali Aga
Pulau Bali merupakan propinsi Indonesia yang sebagian besar
penduduknya memeluk agama yang sama yaitu Hindu. Seluruh aspek kehidupan Bali
juga sangat dipengaruhi oleh adat-istiadat, hal ini terjadi karena masyarakat
bali mempunyai kesadaran akan kebudayaan yang tinggi untuk mempertahankan
kebudayaannya, budaya hindu bali yang merka anut, merupakan perpaduan antara
agama hindu yang datang dari india, budha dan kepercayaan bali Aga.
2.5 Mata Pencaharian
Mata pencarian penduduk
beranekaragam yang meliputi pekerjaan sebagai petani, pengerajin, pedagang dan
berbagai jasa khususnya bidang kepariwisataan. Pertanian merupakan mata
pencarian pokok masyarakat dan sebagian besar masyarakat bali adalah
petani. Jenis pertanian meliputi pertanian sawah dan perkebunan.
Danau Batur mungkin dapat disebut sebagai salah satu tempat kebudayaan
dan berdiamnya masyarakat bali aga

BAB III
KESIMPULAN
Bali Aga adalah salah satu subsuku bangsa Bali yang
menganggap mereka sebagai penduduk bali yang asli. Bali Aga disebut dengan Bali
pegunungan yang mana sejumlah suku Bali Aga terdapat di Desa Trunyan. Istilah
Bali Aga dianggap memberi arti orang gunung yang bodoh karena mereka berada
didaerah pegunungan yang masih kawasan pedalaman dan belum terjemah oleh
teknologi.
BALI memang dikenal memiliki adat istiadat yang beraneka
ragam. Adat istiadat yang dominan bernafaskan Hindu tersebut menyimpan berbagai
upacara keagamaan, mulai dari dewa yadnya, pitra yadnya, manusia yadnya, hingga
buta yadnya. Di Bali timur (Karangasem), upacara-upacara keagamaan itu
masih sangat kental dan masyarakat pun sangat antusias melakoninya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar