NAMA
: AINUN MUCHLISATUN
NIM:
1040101485
FAK/PRODI:
KIP/PKN
REFRENSI BUKU
Buku ini membicarakan
tentang pergerakan Islam di Indonesia antara tahun 1900-1942.Gerakan modern Islam di
Indonesaia adalah gerakan mengembalikan umat Islam agar terhindar dari
kebuntuan dengan pengamalan sesuai ajaran Muhammad Saw. Gerakan Ini bermula dari
para pembaharu yang tidak betah melihat realitas
di Indonesia yang rusuh dalam bidang politik, di warnai dengan penindasan dan
intimidasi penjajah, bidang ekonomi mengekploiatasi kekayaan bangsa ini, bidang
pendidikan masih
mengandalkan tradisi,
sedangakan bidang sosial adanya paraktek hidup kurafat. Kehadiran gerakan ini
ingin merombak memberikan pencerahan dengan pembaharuan secara radikal.
Sarekat Islam (SI) adalah sebuah
organisasi politik pertama di Indonesia
yang bertujuan melawan dominasi pedagang Cina. Selanjutnya keadaan
politik dan sosial mendukung SI menjadi organisasi yang tampil di perpolitikan,
maka SDI berubah nama menjadi SI atau Sarekat Islam.
Asal usul dan pertumbuhan
gerakan politik di kalangan Muslimin di Indonesia dapat dikatakan identik
dengan asal usul dan pertumbuhan Sarekat Islam terutama pada dua puluh tahun
pertama sejak didirikan. Perkembangan sarekat Islam dapat dibagi dalam 4
bagian:
1.Periode 1912-1916
Organisasi politik ini didirikan dikota Solo pada tanggal 11 November 1912, organisasi ini tumbuh bermula dengan nama Syarikat dagang Islam dengan tokoh yang popular H. Samanhudi . Adapun kelahirannya didorong oleh faktor:
ü kompetisi yang meningkat
dalam bidang perdagangan batik terutama dengan golonagn Cina
ü
Sikap superioritas orang Cina terhadap orang-orang Indonesia
dengan berhasilnya, revolusi Cina pada tahun 1911.
Sikap pemerintah terhadap
berdirnya S.I membiarkan pergerakan ini muncul tanpa merintanginya dan
pemerintah mempunyai kepentingan sebagai alat komunikasi antara pemerintah dan
rakyat agar memperoleh simpati. Pada periode ini telah merumuskam anggaran dasar, dan
mencari sosok pemimpin.
Partai ini mencapai puncak
kejayaan pada tahun 1915, tapi setelah tahun itu memasuki masa kemunduran, hilangnya
pengaruh dan tumbuhnya pertentangan internal. Pertentangan pertama terjadi
apada tahun 1916 ketika pemimipin S.I di Jawa Barat melakukan upaya pemisahan
diri cabang Jawa barat dan Sumatera Selatan dari bagian lain. Namun ditambahkan
menurut Deliar Noor pada masa ini belum jelas visinya karena masih bersifat
mendua.dan masih mengunakan istilah “kongres”.
2. Periode 1916-1921
Pada masa ini telah
ada kemajuan sudah ada rumusan yang jelas ditunjukkan pada program kerjanya. Selanjutnya
adanya usulan pembentukan dewan rakyat (Volksraad) dengan ketua Cokroaminoto(1918),
forum ini sebagai aksi pendapat bagi parlemen Belanda dan menjadi rem terhadap
aliran konservatif juga dapat digunakan
sebagai media menyalurkan ide-ide politik S.I dan juga untuk menghindari sikap
anarkhis, tapi
lama-lama lembaga ini digunakan sebagai alat pemerintah.
lama-lama lembaga ini digunakan sebagai alat pemerintah.
Pada periode ini komunis
telah diperkenalkan di Indonesia oleh Hendricus Josehus Franciscusmarie
Sneevliet dari Belanda. Mereka merintis berdirinya ISDV yang merupakan
perkumpulan orang-orang Indonesia tapi berubah menjadi alat mempropagandakan
mazahab Sosialis yang berhasil melakukan revolusi di Rusia dan berusaha
mempengaruhi gerakan S.I kepada rakyat . Dan akhirnya S.I.pun banyak dimasuki orang-orang
Komunis yang berada dalam dewan rakyat. Kehadirannya telah mengubah dari
kapitalis menjadi partai rakyat.
Pada masa ini telah
terjadi pertarungan antara aliran Sosilis revolusioner dan sayap kiri yang
lebih moderat dan berorentasi pada agama lebih kuat.tahun 1921, kaum kiri
bergabung dengan PKI yang terbentuk tahun 1920 dikeluarkan dari S.I ini berdampak
pada daerah yang menyebabkan perpecahan di tubuh S.I. Maka sejak inilah S.I
mengalami kemunduran dan memperlemah partai ini.
3. periode 1921-1927
Melakukan struktur baru melalui kongres nasional ketujuh di Madinah tanggal 17-20 Februari 1923. Karena struktur lama dianggap berbahaya dalam kepemimpinan organisasi dan tranformasi baru tahun 1927. Dengan pemerintah mengambil jarak .dalam susunan struktur menghilangkan wakil dalam dewan rakyat. Pada tahun 1926 terjadi pertikain dengan Muhammadiyah yang berdampak banyak orang-orang Muhammadiyah dikeluarkan dari S.I.
4.Periode 1927-1942
Pada masa ini banyak berdiri partai baru misalnya PNI di bawah pimpinan Soekarno. Pada periode ini ada dua kubu yang berseteru nasionalisme Islam dan nasionalisme agama dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan, pada masa ini S.I pecah menjadi PSII, Komite Kebenaran, dan Partai Penyadar. Tahun 1930-an S.I dirubah menjadi partai syari’at Islam Indonesia, yang senantiasa bermusuhan dengan pemerintah. Pada tahun 1934 Cokroaminoto meninggal dunia, tiga tahun berikutnya H. Agus Salaim dipecat lalu muncul partai-partai baru, seperti: PII, GAPI, MIAI, MRI .
Mengenai perkembangan dan sifat
gerakan moderrn islam di Indonesia, Deliar Noer menyimpulkan bahwa sifat dan
kecenderungan gerakan ini di bentuk oleh Pemimpin Organisasi serta lingkungan
tempat organisasi itu bergerak.
Selanjutnya, Deliar Noer menyebutkan
adanya golongan tradisional dan golongan pembaharu. Sementara itu, golongan
pembaharu lebih memberi perhatian pada sifat islam pada umumnya.
Kesimpulan berikunya Deliar Noer
mengungkapkan tentang kepemimpinan dalam gerakan pembaruan. Sehingga terdapat
dualisme dalam kepemimpinan gerakan ini.Menurutnya, hal ini menumbuhkan
kesulitan dalam memilih kepemimpinan masyarakat islam di Indonesia; apalagi
pada saat kesatuan dan persatuan masyrakat tersebut telah tercapai- umpamanya-
pada masa Indonesia merdeka. Sehingga timbul masalah pilihan, kapada siapa
kepemimpinan itu di serahkan.
Kekurangan dari buku tersebut
mungkin terdapat pada tulisannya yang terlalu kecil-kecil dan rapat sehingga
kita perlu memperhatikan dengan seksama. Terlalu banyak catatan kaki yang
sampai setengah halaman sendiri dan dengan font yang hampir mirip dengan
tulisan di atasnya sehingga membuat pembaca bingung. Dan lagi kita harus
benar-benar konsentrasi untuk membaca buku tersebut karena kita juga harus
membaca catatan kakinya yang terlalu panjang.
Kelebihan yang terdapat
dalam buku ini adalah isinya yang begitu cerdas dan kritis sehingga buku ini
menjadi bisa menjadi buku momental dan telah menjadi kutipan klasik bagi
studi-studi politik di Indonesia.